" Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak ditinggalkan busur tak akan kena sasaran
Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan"
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak ditinggalkan busur tak akan kena sasaran
Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan"
Imam Syafii'
Merantau adalah fase yang pasti akan dilalui untuk kalian yang ingin menempuh jenjang pendidikan lebih tinggi di lain kota atau bahkan lain negara. Awal merantau rasanya pasti sangat berat. Rindu orang tua, rindu kawan lama, dan kalian yang menjalani LDR pastilah menjadi tantangan tersendiri.
Awal merantau kita pasti perlu beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda, kebudayaan yang berbeda, teman yang berbeda. Kita juga dituntut harus mandiri, tegar, dewasa, dan bisa mengatur keuangan.
Bagi kalian yang berkuliah di perguruan tinggi negeri yang jaraknya tak jauh dari kampung halaman, mungkin bisa pulang sebulan, tiga minggu, dua minggu, atau bahkan seminggu sekali. Tapi bagiku, salah satu mahasiswi kampus plat merah, pulang kampung bukanlah perkara mudah. Di kampus ikatan dinas presensi sangat menjadi pertimbangan ditambah lagi jarak yang sangat jauh dengan kampung halaman. Aku mungkin baru bisa pulang tiga bulan sekali atau bahkan empat bulan sekali. Berat? Ya tentu. Rindu? Pasti.
Awalnya aku merasa kesal. Kenapa seperti ini? Kenapa yang lain bisa pulang tapi aku enggak? Kenapa ini kenapa itu daaan seterusnya. Kuingat lagi tujuanku kemari. Kuingat lagi perjuanganku mendapatkan almamater ini. Kuingat lagi harapan orang tuaku. Kuingat lagi perkataan raka bahwa di pundak kami ada sejuta harapan bangsa.
Inilah proses kalian. Ingatlah bahwa emas tetap akan berada di dalam bumi jika tidak ditambang, mutiara akan tetap berada di samudra jika tidak ada yang berani menyelam jauh ke dasar, dan percayalah pelaut yang hebat lahir dari lautan yang ganas.Ikhlaskan proses kalian untuk Allah dan orang tua kalian
Komentar
Posting Komentar