Pulang

       Waktu berlalu sangat cepat, dengan kecepatan yang tidak bisa diprediksikan. Tinggal menghitung hari saja untuk kembali ke rutinitas mahasiswa. Langkanya waktu pulang ke kampung halaman membuatku sangat menikmati liburan di kota kecilku ini. Ramahnya penduduk, murahnya harga makanan, jujurnya pedagang, dan hal lain yang sulit kutemui di ibu kota. Mengunjungi tempat aku dan temanku dulu bermain, mengunjungi sekolah. Eh dulu pernah kesini sama x,y,z. Aku bebas bernostalgia disini.

      Tiga minggu ternyata adalah waktu yang singkat. Baru saja aku berbagi keluh kesah dengan seorang teman yang hari ini sudah harus kembali ke Bintaro karena mengikuti sebuah kepanitiaan. Ada air mata yang tidak bisa terbendung saat berpisah dengan keluarga. Besok aku terakhir disini lo, mau apa? ; Aku balik Bintaro ya, mungkin bisa pulang 3 bulan lagi kalo enggak ya lebaran baru bisa pulang; Oiya aku belum main ke SMA. Memang selalu ada yang dikorbankan. Diterima disebuah kepanitiaan berarti mengorbankan waktu liburan bersama keluarga. Inilah mengapa kita tidak boleh iri dengan apa yang didapatkan oleh orang lain, karena kita tidak tahu apa yang Allah ambil darinya.

     Jauh dari kampung halaman membuatku dan teman-teman seperjuangan di perantauan sudah seperti keluarga. Kami saling menguatkan. Sering sekali kami pergi mengunjungi tempat-tempat wisata bersama untuk mengalihkan rasa rindu pada kampung halaman. Tapi Madiun tetap istimewa. Selalu ada yang dirindukan dari kota ini. Bahkan rasa khas satai ayamnya pun aku rindu. Pernah sekali waktu aku berbincang dengan ibuku melalui gawai : "Buk aku kangen satai ayam Sogaten. Disini nggak ada yang rasanya seenak itu". Alhasil ibu selalu membeli satai ayam itu untuk hidangan makan malam ketika aku pulang. Rasanya sama, tidak berubah. Kota ini masih sama dengan terakhir aku kemari. Hanya saja sekarang sangat sulit bertemu dengan teman-teman seperjuangan dulu. Ketika aku pulang, mereka sudah kembali ke perantauan. Kami berpisah, mengejar mimpi masing-masing. Tapi aku senang terkadang grup kelas masih ramai dengan guyonan receh mereka. I hope it will stay that way longer. Selamat mendaki puncak kalian masing-masing, kawan.

Komentar