Pada suatu pagi, Rasulullah SAW mengumpulkan
para sahabat, kemudian Rasul bertanya kepada para sahabat
“Aku memiliki
seorang tamu, siapakah diantara kalian yang mau menjamu tamu ini semalam saja?”
Rasulullah SAW bukan tidak ingin menjamu tamu ini, melainkan sedang menguji
para sahabat. Kemudian beberapa dari sahabat mengacungkan tangannya. Tak disangka
Fulan, sahabat Rasulullah SAW yang paling miskin, ikut mengacungkan tangannya
sambil berkata dengan mantab
“Saya siap Rasul”.
Rasulullah SAW akhirnya
memutuskan bahwa Fulan yang akan menjamu tamu ini.
Seusai perkumpulan itu, Fulan
pulang ke rumahnya. Sampai di rumah, si Fulan berkata kepada istrinya
“Rasulullah
tadi menawarkan siapa yang mau menjamu tamunya semalam saja, lalu aku
menyanggupinya. Di rumah ada makanan apa yang bisa kita suguhkan kepada tamu
itu wahai istriku?”
Ternyata di rumah Fulan hanya ada
sepotong roti yang cukup untuk satu orang saja. Padahal di rumah itu ada Fulan,
istrinya, dan seorang anaknya. Jika kedatangan tamu Rasulullah SAW maka akan ada
empat orang. Akan tetapi sangat tidak pantas apabila sepotong roti tersebut
dibagi menjadi empat bagian.
Setelah berpikir agak lama, akhirnya si Fulan
menemukan cara mengakalinya. Si Fulan lalu berkata kepada istrinya
“Begini saja
istriku, saat petang tiba nanti, segera kau tidurkan saja anak kita. Lalu kau
tata piring serta peralatan makan untuk tiga orang layaknya kita makan bersama.
Saat tamu Rasulullah datang, aku yang akan menjamunya di meja makan. Sedangkan kau
berpura-puralah membenahi lampu (penerangan) di ruang makan, lalu kau matikan
lampunya. Pada saat itu juga kau letakkan sepotong roti ini di piring tamu
kita, lalu kita berpura-pura saja makan dengan mengetuk-ngetukkan sendok ke
piring kita. Karena gelap, pasti tamu tersebut menyangka kita juga makan.”
Akhirnya petangpun tiba. Semua
berjalan sesuai rencana. Sang anak telah ditidurkan, si Fulan dan istrinya
berpura-pura makan di kegelapan.
Keesokan harinya, si Fulan pergi
menunaikan sholat subuh di masjid bersama Rasulullah SAW. Rasulullah SAW
kemudian menghampiri Fulan
“Wahai Fulan, tadi malam turun
ayat Al-Qur’an yang berisi sanjungan Allah terhadap apa yang telah kamu
lakukan.” (tapi nggak dikasih tau ayat berapa dan surah apa tadi tuu ):)
Temankuuu 😆 ada lima fadhilah (keutamaan) orang fakir, yaitu :
1. Apa yang menjadi angan-angannya, sudah dicatat sebagai amal baik dan mendapatkan pahala. Pada suatu saat, terdapat seorang fakir sedang duduk dibawah pohon sambil memandangi hamparan gurun pasir. Sang fakir berkata dalam hati "seandainya saja butiran pasir ini adalah tepung gandum, maka akan aku sedekahkan kepada mereka yang kelaparan". Maka pada saat itu malaikat telah mencatat bahwa si fakir ini bersedekah sebanyak hamparan butir pasir di gurun. Luar biasa, kan
2. Sang fakir dapat memberikan syafaat di akhirat kelak. Seorang fakir kelak oleh Allah di akhirat akan diperintahkan untuk mencari siapa saja orang yang pernah memberinya makanan, pakaian, dan sebagainya ketika didunia. Lalu fakir tersebut akan menggandeng orang yang pernah menyantuninya menuju surga Allah.
3. Masuk surga lebih dulu dibanding orang kaya
4. Hisabnya mudah. Karena tidak banyak yang dipertanggungjawabkan
5. Satu dirham lebih baik daripada seratus ribu dirham. Maksudnya, apabila seorang fakir menyedekahkan satu dirham itu jauh lebih baik daripada orang kaya yang menyedekahkan seratus ribu dirham. Bagaimana mungkin? Karena bisa saja seorang fakir tersebut hanya memiliki dua dirham, dan dia menyedekahkan satu dirham, maka sama saja dia menyedekahkan 50% hartanya. Sedangkan si kaya, seratus ribu dirham mungkin saja tidak ada apa-apanya dibandingkan hartanya keseluruhan.
Komentar
Posting Komentar