Perfect acceptance for imperfection

 Aku tidak bisa mencintai kalian hanya dengan kebahagiaan saja, tapi dengan keburukankupun aku mencintai kalian


Beberapa bulan yang lalu, pernah aku bertanya kepada ibu. "Buk, bagaimana jika jodohku kelak gak ganteng, bagaimana jika jodohku kelak berasal dari keluarga yang kurang berada?"

pada saat itu ibu menjawab "Tidak masalah, yang penting dia dan keluarganya bisa menerimamu apa adanya dan kalian bisa berproses bersama."

Apakah kalian sama seperti aku yang menebak bahwa jawaban ibuku akan seperti: "tidak apa asal agamanya baik, tidak apa asal bertanggung jawab, dan seterusnya"

Waktu berlalu, minggu demi minggu seiring aku mengerti kalimat dari ibu. Pondasi utama hubungan adalah penerimaan atas ketidaksempurnaan. 

Manusia, kadang baik, kadang jahat. Tapi percayalah, kejahatan kejahatan itu tidak pernah dicita-citakan untuk ditujukan kepadamu. Kejahatan dan kelalaian itu semata-mata adalah karena kita hanya manusia yang tidak sempurna. Pada satu titik, manusia kadang hanya ingin diterima apa adanya.

Pada bulan Syawal ini, aku meminta maaf kepadamu, yang membaca tulisan ini, atas setiap luka yang pernah kugoreskan baik sengaja ataupun tidak sengaja. Aku tidak pernah bercita-cita menggoreskan luka itu, tapi aku adalah manusia yang tidak sempurna. Aku minta maaf..

Lebih dari itu, aku masih berusaha dan berproses menjadi lebih baik. Dan semoga pada saatnya nanti, kita bisa menerima dengan lapang apapun kekurangan pasangan, dan begitupun semoga kita diberikan pasangan yang bisa menerima kelemahan kita dan berproses bersama menjadi lebih baik.

"Keluargaku, dengan segala keburukanku aku mencintai kalian. Dengan segala 

sikap baikku, aku mencintai kalian."

"Aku tidak bisa mencintai kalian dengan kebahagiaan saja, 

tapi dengan keburukankupun aku mencintai kalian"

~Anang Hermansyah


Komentar